Surabaya, Kala Itu
Hey, kamu tahu tidak? Ah.. pasti kamu tidak tahu. Wajar saja, kan aku belum memberitahunya. Hehe
Baiklah, akan ku ceritakan sesuatu.
Tiba-tiba saja aku mengingat tentangmu. Tentang kejadian yang telah lama bersemayam dalam ingatan, dan kini hidup kembali. Masih lekat sekali dalam ingatanku perihal kejadian waktu itu, Surabaya 2010. Perhaps this is unforgetable moment for me, not for you. May be. Ini hanya praduga.
Malam itu disebuah gang yang dijuluki "kanginan", entah siapa yang menamainya dan apa pula maknanya yang jelas aku merasakan betul suasana kanginan yang mendebarkan. Setahuku angin waktu itu biasa saja, tapi entah apa yang membuatku kedinginan. Barangkali tatapanmu yang meneduhkan. Tatapan mata yang tak sengaja beradu dengan mataku. Ya, itulah saat dimana kamu membantuku mengambil "kok" yang nyangkut di genteng waktu aku dan teman-temanku bermain bulu tangkis. Di gang itu, tepat di gang yang sempit itu.
"Ini koknya", katamu.
Dan aku hanya tertegun menatapmu. Tubuhku beku, lidahku kelu. Sekedar untuk mengucap kata terimakasih pun aku tak mampu. Entah mengapa.
Seketika riuh suara teman-temanmu beradu dengan suara teman-temanku yang menggoda kita waktu itu.
Oh ya, aku juga masih ingat waktu itu aku pakai kaos warna ungu bertuliskan independent. Kamu tahu, itu kaos favoritku, dulu. Dan kamu kalau aku tidak salah mengingatnya, saat itu kamu pakai kaos warna putih dengan celana hitam. Kombinasi yang sangat pas, membuatmu semakin terlihat tampan.
Namamu Franja, bukan? Ya... aku masih mengingatnya. Namamu, raut wajahmu, postur tubuhmu yang tinggi, kulitmu yang lebih cerah dariku. Rambutmu, bahkan motormu. Honda megapro warna biru dengan plat S 2306 JL. Aku masih mengingat semuanya dengan jelas, kejadian delapan tahun silam. Saat kita sama-sama sedang berjuang untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri.
Apa kabar kamu? Masihkah kamu mengingatku?
Ah.. pertanyaan macam apa ini, tentu saja tidak. Hehe
Kalau saja kamu tahu, selepas dari kejadian malam itu, aku selalu suka mencuri pandang hanya sekedar memastikan kamu ada dan baik-baik saja. Setiap pagi, aku selalu lewat depan kos mu untuk membeli sarapan nasi pecel atau sesekali nasi campur di ujung gang. Bukan sengaja, tapi memang itu jalan satu-satunya dan radarku langsung tertuju padamu. Seakan tak ingin melewatkan begitu saja waktu untuk mencari dimana keberadaanmu. Kalau tak sengaja mataku melihat keberadaanmu, seketika langsung aku alihkan pandanganku ke arah lain. Namanya juga curi-curi pandang, jangan sampai ketahuan lah.
Aku ramal, pasti sekarang kamu sudah hidup bahagia dengan keluarga kecilmu. Semoga saja ramalanku benar. Aamiin.
Mungkin tidak ya, kamu membaca tulisanku ini. Aku harap kemungkinan itu masih ada.
Komentar
Posting Komentar