Antara Senja dan Rindu

Aku tahu, senja selalu saja begitu. Menyapa hanya sesaat, lantas pergi tergantikan keheningan malam. Dan aku kagum pada langit senja, yang senantiasa tenang dan tabah menghadapi kehilangan.

Senja kali ini masih saja menawan. Aku selalu kagum pada keindahanmu yang menenangkan. Binar diwajahmu mendamaikan hatiku yang seringkali dihinggapi sepi. Sepi bukan karena sendiri, melainkan tak ada lagi sapaan darimu. Tanpa kabar, tanpa perhatian. Entahlah, apa ini yang dinamakan rindu?

Ya, mungkin saja aku rindu, terlalu rindu bahkan. Hanya saja, aku tak mungkin mengutarakan itu padamu. Biar aku simpan saja. Biar aku pendam sendiri. Aku tahu, rindu ini terlarang. Tapi, aku tak mungkin bisa mengingkari kata hati. Hatiku masih tertaut pada rindu, dengan orang yang sama. Biar tinta dan air mata yang jadi saksi bisu rindu yang terlarang.

Apa kabar kamu? Jangan rindu padaku. Jangan, sungguh jangan. Biarlah aku merindu sendiri. Bagiku ini hal biasa. Kamu, rindukan yang lain saja.
Apa mungkin kamu disana tengah bernegosiasi dengan waktu? Menyiapkan dengan sempurna untuk bahagiaku? Ah... aku terlalu menghayal. Tentu saja itu tak mungkin. Aku sadar siapa aku dan siapa kamu. Pantaslah kalau ada yang tak setuju.

Terkadang terbesit dalam anganku, apa aku harus pergi? Katakan padaku. Katakan dengan tegas, biar aku semakin sadar. Barangkali memang aku harus pergi, menjauh dari kehidupanmu, seperti dulu. Kalau saja kamu masih mengingatnya.

Pergi adalah melanjutkan kehidupan lain yang perlahan melenyapkan kehadiranku disini, disampingmu

Mungkin, aku tak sepenuhnya pergi, hanya saja tak lagi menjadi bagian dari setiap catatan peristiwa yang kamu alami di kehidupanmu

Bila aku pergi, dunia masing-masing itulah tujuannya. Aku di duniaku, kamu di duniamu. Tapi, bukankah sebenarnya kita selalu bersama? Hanya saja kita tak bisa memandang bintang yang sama dari atap yang sama.

Hidup harus terus berjalan, melangkah ke depan menyusuri waktu seolah aku mampu. Meski aku tak ingin pergi dan mungkin saja kamu tak menginginkanku pergi, hidup sering kali harus dijalani dengan cara yang tak kita maui.

Time Heals Every Wound. Believe it.

Komentar

Postingan Populer