KELENTENG HOK SWIE BIO BOJONEGORO
Kelenteng Hok Swie Bio adalah salah satu wisata religi di Bojonegoro. Kelenteng ini merupakan tempat ibadah Tri Darma yang terkenal dengan ornamen kepala naganya dan didominasi warna merah. Selain bentuk yang unik, kelenteng ini juga dihiasi dengan beberapa ornamen bebatuan di sepanjang dindingnya yang menggambarkan kepala naga dengan tubuh berwarna biru. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nugroho selaku seksi peribadatan (pada tanggal 07 November 2013), menjelaskan bahwa:
“Kelenteng
Hok Swie Bio berdiri tahun 1879. Kelenteng
tersebut diberi nama Hok
Swie Bio karena berkaitan dengan apa yang dipuja atau dihormati. Kelenteng tersebut
memuja Dewa Bumi (Hok Tek Ching Sing), yang memiliki arti dalam berbuat baik atau bijak akan memperoleh
berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kebanyakan kelentang
yang memuja Dewa Bumi, kelentengnya diberi nama
“Hok”. Hok Swie Bio berasal dari
bahasa Hokyan, China. Arti dari Hok adalah rejeki, Swie berarti baik, dan Bio
berarti Kelenteng, sehingga Hok Swie Bio adalah kelenteng
yang membawa rejeki dan kebaikan”.
Gambar 3.1: Gapura
Kelenteng Hok Swie Bio
(Dokumentasi Pribadi: 02 November 2013)
Pada Gapura pintu gerbang kelenteng Hok Swie Bio
terdapat simbol naga. Kelenteng pada umumnya menggunakan simbol naga, harimau,
dan killin. Killin merupakan sejenis binatang yang menyerupai kuda, tetapi memiliki
sisik, muka seperti singa, dan bertanduk. Killin sebagai lambang agama Konghucu
yang nampak pada waktu Nabi Konghucu lahir dan nampak kembali menjelang
ajalnya.
Gambar 3.2: Killin
(Dokumentasi Pribadi: 02 November 2013)
Pada kelenteng ini terdapat empat pilar utama yang
bersimbol naga. Altar depan merupakan altar dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada
pintu utama terdapat gambar Uti Kiong dan Jin Shok Poo yang merupakan Dewa
Penjaga Pintu Utama atau disebut dengan mensien (Dewa Penjaga Pintu). Dalam
kelenteng Hok Swie Bio ada tiga Dewa yang dipuja, yaitu Kong Cok Hok Tik Tjeng
Sien (Dewa Bumi), Dewi Kuan Im (Dewi Asih Kwan Im Poo Sat), dan Kwam Seng Tee
Koen (Dewa Keadilan).
(Dokumentasi Pribadi: 02 November 2013)
Komunitas Tionghoa Kelenteng Hok Swie Bio telah
mempunyai pembagian kerja yang disusun dalam sebuah kepengurusan. Untuk sistem
kepengurusan kelenteng sendiri dilakukan oleh orang-orang yang dipilih oleh
jamaat kelenteng
Hok Swie Bio dan kepengurusan ini
dilakukan secara sukarela. Pada tahun 2013 ada
pemilihan ketua kelenteng dengan Bapak Hari Widodo dan Bapak Hendratno sebagai
calon ketua terpilih. Tahapan pemilihan
ketua kelenteng di Hok Swie Bio adalah sebagai berikut:
§ Semua umat berhak untuk mengajukan atau mencalonkan
dan dicalonkan
§ Diadakan penjaringan layak tidaknya menjadi pengurus
oleh tim formatur
§ Setelah dijaring, terbentuklah kandidat yang sesuai
kriteria
§ Diadakan pungutan suara oleh seluruh umat dengan cara
diberi undangan untuk hadir
§ Setelah terpilih, ketua bertugas membuat susunan
kepengurusan
Fungsi keagamaan yang dimilki klenteng Hok Swie Bio
seperti halnya fungsi kelenteng
pada umumnya, dimana dilakukan upacara persembahyangan secara rutin yang
disusun setiap tahunnya berdasarkan kalender Imlek, di antaranya:
4 Cia Gwee (13 Februari) : sembahyang Toa Pek kong Turun
8 Cia Gwee (17 Februaru) : sembahyang Tuhan Allah
(King
Thi Kong)
16 Cia Gwee (25 Februari) : sembahyang Buka Tahun (Tao Gee)
2 Ji Gwee (13 Maret) :
sembahyang hari lahir (see jit) Hok
Tiek Tjing Sien
19 Ji Gwee (30 Maret) :
sembahyang hari lahir (see jit) Kwan
Im Poo Sat
5 Go Gwee (12 Juni) :
sembahyang Kue Cang
15 Lah Gwee (22 Juli) :
sembahyang Ronde (pertengahan
tahun)
19 Lah Gwee (26 Juli) :
sembahyang Kwam Im Poo Sat dapat
gelar Budha
21 Lah Gwee (31 Juli) :
sembahyang hari lahir (see jit) Kwam
Sing Tee Koen
16 Jit Gwee (22 Agustus) : sembahyang Rebutan (Boo Tho) atau
sedekah bumi
15 Pek Gwee (19 September) : sembahyang Tiong Djiu
9 Kauw Gwee (13 oktober) : Kwan Sing Tee Koen dapat gelar Too
19 Kauw Gwee (23 Oktober) : sembahyang Kwam Im Poo Sat mensucikan
diri
16 Cap Ji Gwee (27 Januari) : sembahyang tutup tahun (Bwee Ge)
23 Cap Ji Gwee (03 Februari) : sembahyang Toa Pek Kong Naik (Sang
Sen)
29 Cap Ji Gwee (09 Februari) : sembahyang malam tahun baru Imlek
(Ni Nee)
20 Capit Gwee(22 Desember) : sembahyang Ronde (akhir tahun).
Komentar
Posting Komentar