TERJEBAK KENANGAN

Izinkan aku mengenang...

Saat Tuhan hadirkan kau kembali, setelah ratusan hari aku lewati dengan payah. Hingga akhirnya aku mampu bangkit melepas bayangmu. Dan, kau hadir kembali menawarkan pesona. "Ah... kau pandai sekali melumpuhkan hati wanita". Diam-diam menyelinap, merasuki ruang hati yang sedang kosong dan ingin segera terisi. Aku terbuai.

Perlahan aku munculkan kembali pengharapan itu, harapan yang pernah terkubur kecewa. Meski pernah kau torehkan luka, tapi entahlah rasanya susah sekali menepis hadirmu, kembali. Di sini, bersamaku.

Berulangkali kau tawarkan 'nyaman', bahkan perlahan saling mengisi kekosongan. Dan, entah sejak kapan aku menyimpan harap yang terlalu kepadamu. Memupuk tinggi mimpi-mimpi hingga aku berada di puncak tertinggi dalam mencintai. Tanpa tersadar tanganmu mendorongku ke bawah dan aku tersentak saat kita mulai berjalan tak tentu arah.

Aku tidak mengerti arti perhatianmu selama ini. Sapaan hangatmu lewat ponsel kala ku membuka mata di pagi hari. Bahkan hangatnya mengalahkan mentari pagi. Aku pun tak mampu mengartikan makna yang tersirat dari tatapan lembutmu itu. Senyum simpul yang sulit kupahami. Seketika aku membenci diriku sendiri, yang terpenjara dalam kebingungan tanpa jawaban, olehmu. Dalam hati selalu bertanya "apa maksud semua ini?".
Ah.. tentu ini tak berarti apa-apa. Lelaki tampan sepertimu pasti lah memiliki banyak target perempuan.

Tiba masanya, saat keadaan memaksa aku untuk sanggup. Sanggup melewati hari tanpa saling sapa. Sanggup menghapi kenyataan bahwa kamu menjauh pergi, mengejar yang lain. Saat itu terjadi, bolehkan aku meminta Tuhan untuk mengembalikanmu padaku? Pulanglah, karena jalan pulangmu adalah aku.

Komentar

Postingan Populer