Satu. Dua. Tiga. Aku Mulai Menggila

"Aku menatap ponsel, tapi tidak ada pesan darimu. Puluhan kali dalam sehari aku lakukan itu. Dan, puluhan kali aku menghela nafas kecewa. Akhirnya aku sadar, aku memang tak penting bagimu."

Daya magis apa yang kau miliki, hingga aku bisa terbuai olehmu? Hanya sekedar membaca ulang percakapan kita lewat WhatsApp tempo hari sudah cukup membuatku girang tanpa alasan. Ah... Aku membenci diriku sendiri yang bisa sebodoh ini. Berulangkali kamu pahamkan bahwa manusia adalah sumber kecewa, tapi mengapa tak mudah untuk menepis semua?

Terkadang aku suka kesal sendiri dengan sikapmu, datang dan pergi semaumu. Tapi, aku lebih kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa membencimu.

Izinkan aku bercerita, tidak usah kamu sela. Cukup duduk manis dan dengarkan saja tanpa perlu berkomentar.
Kamu tahu mas, hari ini sikapmu sukses membuatku uring-uringan.
Bagiku tidak ada yang lebih menyebalkan selain dua hal. Pertama, ajakan yang mendadak untuk pergi di malam hari. Kedua, planing dadakan untuk jalan bareng dan saat sudah dandan dibatalin begitu saja. Kamu tau, aku kesal. Seperti dipermainkan, tapi entah lah aku tak kuasa marah.

Sudah, cukup itu saja. Aku kesal.

Komentar

Postingan Populer