Kata Hati Terpendam
Do’a dan harapan adalah kata hati terpendam seorang bapak untuk buah hati tercintanya.
Sore itu, senja dan jingga berpadu membentuk lukisan
langit nan menawan. Desauan angin sayup-sayup terdengar silih berganti disertai
guguran daun kering. Mereka seolah menjadi saksi bisu ungkapan hati seorang
bapak kepada putri kecilnya. Masih dengan latar yang sama saat nasehat di ujung
senja beliau tuturkan, kala itu.
Sang bapak berkata, “Mbak, walau kau jatuh cinta, jangan
serahkan hatimu pada lelaki yang belum halal bagimu. Yang terbaik menurutmu
belum tentu baik menurut Allah, bisa jadi menurut Allah dia bukan ‘pangeranmu’.
Jangan menyerahkan semua rasa sebelum menikah. Sukalah sewajarnya. Kaffah-kan
perasaan saat ia memang sudah pasti menjadi orang yang halal untuk kamu cinta.
Tetaplah berada pada jalan-Nya, karena berkah pernikahan ditentukan dari
bagaimana proses menujunya dijalankan.
Serahkanlah hatimu hanya pada Allah. Mbak, air matamu
dihadapan-Nya dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan lelaki terbaik
untukmu. Buktikan bahwa kamu adalah wanita hebat yang lebih sering mengingat
Allah dibandingkan lelaki yang kamu suka.
Mbak, lelaki yang pantas menjadi pendamping mu, ayah dari
anak-anakmu adalah dia yang berani menemui bapak taumu ini untuk melamarmu.
Bukan yang oandai memainkan perasaanmu.
Mbak, bapak selalu berdo’a agar Allah mengirimkan lelaki
baik untukmu. Dan semoga saja lelaki yang dikirim Allah sebagai pendampingmu
kelak adalah orang yang telah mebuatmu jatuh cinta”.
Ah...
deras jatuh air mataku mendengarkan kata hati terpendam dari seirang bapak
untuk putrinya. Jazakumullahu khairan bapak, guru kehidupanku. Jazakillah bil
jannah untuk setiap tetes air mata laki-laki teramat mahal yang tak pernah
kusaksikan.
Komentar
Posting Komentar